Focus Group Discussion Pembahasan Data Kunjungan, Karakteristik, dan Informasi Terkait Tinjauan Analisa Pasar Wisatawan Jakarta Tahun 2024
Pada Selasa, 19 November 2024, Ketua BPD PHRI Jakarta, Sutrisno Iwantono menjadi narasumber dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk "Pembahasan Data Kunjungan, Karakteristik, dan Informasi Terkait Tinjauan Analisa Pasar Wisatawan Jakarta Tahun 2024". Acara ini diinisiasi oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta dan berlangsung di Hotel Sutasoma, Jakarta Selatan. Kegiatan tersebut dihadiri oleh sejumlah perwakilan asosiasi dan instansi pemerintah Provinsi DKI Jakarta, yang bersama-sama berdiskusi untuk menyusun strategi pengembangan pariwisata yang berkelanjutan di ibu kota.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jakarta, Sutrisno menyajikan data jumlah wisatawan Jakarta selama lima tahun terakhir, mencakup preferensi, perilaku, serta tren pariwisata terkini. Beliau juga menyoroti pentingnya pengembangan pariwisata ramah lingkungan untuk mendukung keberlanjutan destinasi wisata di Jakarta. Dalam paparannya, Sutrisno menjelaskan bahwa jumlah perjalanan wisatawan nusantara di DKI Jakarta menunjukkan tren peningkatan pascapandemi, meskipun belum sepenuhnya kembali ke level seperti sebelum tahun 2019. Selain itu, berdasarkan data BPS Provinsi DKI Jakarta 2024, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara berdasarkan kebangsaan di Kota Jakarta pada tahun 2023 didominasi oleh Tiongkok, Malaysia, dan Singapura. Selanjutnya, Sutrisno juga menyampaikan tren wisatawan di Kota Jakarta saat ini, yaitu wisata berkelanjutan seperti taman kota, wisata kuliner dengan fokus pada makanan lokal, wisata kesehatan seperti spa dan yoga, wisata petualangan seperti hiking dan diving, serta konsep workcation yang menggabungkan pekerjaan dan liburan.
Beliau juga menyebutkan preferensi wisatawan berdasarkan tipenya, yaitu wisatawan solo yang cenderung tertarik dengan petualangan atau wisata budaya, wisatawan keluarga yang menyukai taman hiburan atau tempat edukasi, wisatawan muda yang gemar aktivitas menyenangkan dan menantang, serta wisatawan senior yang lebih tertarik pada wisata sejarah, budaya, dan kesehatan. Kemudian sebagai penutup, Sutrisno menekankan pentingnya kolaborasi antar asosiasi dan pemerintah untuk mendorong jumlah wisatawan domestik dan mancanegara di Jakarta.Melalui diskusi ini, diharapkan sinergi antara berbagai pihak dapat memperkuat daya tarik pariwisata Jakarta serta memberikan kontribusi positif bagi perekonomian dan citra kota Jakarta.